Jumat, 31 Januari 2014

Tema Nonliterer sebagai Gagasan Tari Tunggal



Tari yang bertema nonliterer merupakan tarian yang ide atau gagasannya muncul ketika jiwanya bersentuhan dengan kejadian alam atau perilaku manusia. Caranya, dengan meniru/ imitasi (gerak pantomim), dan mengeksplorasi (mencari gerak tari) gerak untuk mewakili perasaannya ke dalam karya tari.
Mungkin Anda pernah menempuh perjalanan yang cukup jauh, misalnya ke luar kota. Di sepanjang perjalanan, banyak yang Anda lihat dan Anda alami. Anda melihat alam, pohon, binatang, laut, orang sedang berjalan, dan semua kegiatan manusia sehari-hari
Anda mungkin menemukan beberapa hal yang menarik perhatian Anda ketika di perjalanan tadi. Ketika sudah tiba di tempat tujuan, Anda ceritakan kembali kepada orang lain. Cerita itu tersusun sesuai daya ingat Anda, disampaikan dengan cara–menurut orang yang mendengarnya–menarik. Barangkali hal itu karena cara Anda menyampaikannya mengesankan, sama berkesannya seperti ketika Anda melihatnya.
Ilustrasi itu sebenarnya menuju suatu maksud bahwa untuk menciptakan sebuah karya tari perlu adanya rangsangan ide yang diwujudkan dalam bentuk proses kreativitas, berbekal pengalaman, wawasan, kemampuan, dan metode dengan bekal  disiplin ilmu yang benar.
Bekal pengalaman, wawasan, dan kemampuan kita pada saat kreativitas sebuah karya seni tari akan diwujudkan menjadi sumber dan modal ketika kita memulainya. Tanpa bekal tersebut, kita tidak dapat berbuat sesuatu. Naluri untuk berkarya pun mungkin akan sulit untuk dimunculkan.
Seseorang yang tidak mempunyai keterkaitan batin dengan seni tidak akan tergugah hatinya ketika melihat objek A. Adapun seseorang yang hidup dengan seni, ketika bersentuhan dengan objek A, secara alamiah ia akan bereaksi.
Tari yang diciptakan oleh koreografer tidaklah berhasil diwujudkan tanpa adanya inspirasi. Inspirasi muncul berdasarkan tiga cara, yaitu:
1. melalui mata sebagai alat untuk melihat benda fisik;
2. melalui musik/bunyi sebagai rangsang audio terhadap
tema/gerak;
3. melalui perasaan dan pikiran sebagai dorongan psikologis
dan pengalaman batinnya.
Pertama, mata yang berfungsi untuk melihat wujud benda dapat memberikan input bagi alat rekam manusia yang  ada di otak. Objek yang dilihat bisa berupa benda, kegiatan manusia, atau perilaku manusia. Gerak yang tersusun pada tari merupakan hasil peniruan manusia terhadap alam (mimitis) dan peniruan manusia terhadap perilaku binatang (imitasi/  pantomim). Gerakan kemudian mendapat pengolahan dengan  cara mengeksplorasi (menjelajahi, mencari, dan menemukan gerakan yang tepat untuk menggambarkan sesuatu). Siapa saja atau apa saja yang bergerak dapat ditiru manusia. Bagi seorang kreator tari, sebuah gerakan biasa saja akan menjadi sebuah inspirasi untuk karya tarinya. Gerak harus menjadi bahasa komunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, kita
sering menyebutkan bahwa tari adalah ekspresi manusia melalui gerakan yang telah mendapat stilasi (penghalusan).
Mari, kita pahami gerakan berikut pada tari berikut yang berasal dari Minangkabau.
• Menyabik
• Manyiak-nyiak alang
• Pitunjuak ateh
 Gerakan menyabik merupakan pengembangan gerak dalam menyabit rumput dan membuka lahan dengan cara memangkas ilalang. Demikian pula dengan gerakan pitunjuak ateh atau menunjuk sesuatu yang di atas sebagai penguasa, yaitu Tuhan. Daerah Minangkabau merupakan daerah penyebaran agama Islam yang dari dulu hingga kini menjadi agama mayoritas. Daerah ini sangat fanatik terhadap ajarannya yang diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari menurut ajaran Islam.
Kedua, musik menjadi rangsang gerak dalam berkreativitas. Bunyi-bunyian yang terdengar di telinga kita bisa berbentuk lagu, musik yang dimainkan dari alat musik, suara manusia, atau suara binatang dapat dijadikan sumber ide atau inspirasi penciptaan karya tari. Musik yang terdengar lembut                         dengan yang berirama ritmis, atau dengan ketukan yang tetap, akan menimbulkan efek yang berbeda dalam perasaan kita.Mungkin musik yang lembut mengalun akan merangsang kita untuk merebahkan diri, melamun, dan menenangkan hati. Ketika terdengar musik yang riang dengan beat yang ngerock, badan kita akan merespons, minimal dengan menganggukanggukkan kepala mengikuti irama, menandakan kita ikut larut dengan nada yang gembira. Respons gerakan kita terhadap bunyi akan mengikuti beat musiknya. Jika iramanya  mengalun, Anda akan ikut memperlambat anggukan. Jika iramanya cepat, dengan refleks Anda mempercepat anggukan (harmoni). Respons ini adalah respons alamiah manusia.
Ketiga, rangsang melalui pikiran dan perasaan yang ingin diwujudkan pada sebuah karya. Barangkali mood dapat mengganggu proses kreativitas. Namun, bekal ilmu, kemampuan, wawasan, serta pengalaman seseorang dalam menggeluti dunia seni tidak akan luntur atau hilang. Mood yang buruk hanya akan mengganggu proses kreativitas sesaat.
Pada saat jiwa haus ingin segera mengungkapkan pikiran atau perasaan, mata secara visual menjadi media untuk menyampaikan informasi. Otak memerintahkan tubuh bergerak seperti yang terekam mata. Dengan demikian, gerak dengan sendirinya akan lahir karena keadaan hati dan pikiran tadi, untuk dikorelasikan dengan multidisiplin ilmu seni. Jika semua aspek rangsang tadi berfungsi, tetapi tidak memiliki ilmunya, hasilnya akan sia-sia.

1 komentar:

Blog27999 mengatakan...

Your Affiliate Money Making Machine is ready -

And making money online using it is as easy as 1--2--3!

This is how it works...

STEP 1. Input into the system which affiliate products the system will advertise
STEP 2. Add some push button traffic (this LITERALLY takes 2 minutes)
STEP 3. See how the system grow your list and sell your affiliate products for you!

So, do you want to start making profits?

You can test-drive the system for yourself risk free...

Posting Komentar